Memahami Ibadah Kurban Dari Pandangan Orang Awam
Salam Hangat dan Hormat buat
pembaca sekalian...
Ibadah Kurban saat hari raya
idul adha telah menjadi hal yang kekinian di masa sekarang. Pesatnya informasi
membuka wawasan kita selaku umat islam memahami hal-hal yang berkaitan dengan
perayaan ibadah kurban.
Secara Awam dahulu sebelum
informasi belum sepesat sekarang tepatnya tahun 2010 ke bawah. Hari raya Idul
Adha di negara Indonesia dipahami sebagai hari raya bagi orang yang berhaji
saja. Hari raya ini dinomor duakan setelah Hari raya Idul Fitri. Perlaha-lahan
pemahaman kaum muslim memaknai hari raya Idul Adha sebagai hari raya kurban. Penamaan
itu muncul karena bagi orang yang tidak mampu berhaji maka hendak nya dia
berkurban hewan.
Status kurban nya pun
dikategorikan seperti ini. Satu hewan kurban atas nama satu orang, dinilai
dengan seekor kambing atau domba yang seuai kriteria. Apabila, hendak berkurban
sapi. Maka, atas nama nya dibagi menjadi tujuh orang.
Saat ini muncul juga
informasi terbaru yang diterima mengenai pengkurbanan seekor kambing atau domba
diatas namakan satu orang mewakili satu keluarga. Lalu, begitu juga dengan sapi
tetap satu per tujuh mewakili tujuh orang dari tujuh keluarga.
Alhamdullilah. Bila,
informasi tersebut benar maka ada kebaikan di dalam nya. Ibadah kurban juga
merupakan bentuk perwujudan ketaatan kita sebagai muslim. Memberikan harta nya
untuk dipersembahkan kepada Allah. Melalui kurban bukan berarti kita menjadi riya
bahkan sombong atas hewan apa yang di kurban kan? Jumlah nya? Berat nya? Bahkan
harga nya?
Eksistensi yang dimunculkan
adalah rasa kita berbagi terhadap sesama yang membutuhkan. Lain halnya, di
tanah arab Hari raya Idul Adha memang menjadi hari raya utama berdasarkan dasar
Al-quran dan hadist. Hari raya Idul Adha menjadi utama karena makna yang
terkandung di dalam nya. Nabi Ibrahim A.S. dikenal sebagai sosok pembawa pesan
ketauhidan. Saat dia diuji dengan memberikan harta yang sangat dia cintai yaitu
anak nya Nabi Ismail A.S. untuk dikembalikan kepada pemilik nya Allah SWT.
Seperti itulah dunia. Saat
kita telah cinta dunia terkadang kita di uji untuk merasa kehilangan. Harta,
Umur, Kesehatan, Kelapangan, dan Kehidupan. Semua makhluk yang bernyawa pasti
akan mati. Peristiwa inilah yang mengingatkan kita untuk bersyukur dengan cara
bekurban. Meneladani Nabi Ibrahim A.S. Penulis tidak bermaksud menggurui
sahabat pengunjung dan pembaca semua. Sebagai sesama manusia kita mengingatkan.
Terkadang, kita lupa. Siapa kita Sebenarnya? Kita makhluk lemah tidak berdaya
seperti hewan yang dikurban. Setiap saat, setiap waktu kita menunggu ketetapan.
Jodoh, rejeki, umur dan ruh ini semua milik Allah. Kita hanya menunggu.
Melalui ibadah kurban kita
diharap menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Artinya kita telah mendirikan
sholat, melaksanakan puasa, bersedekah, infak dan zakat. Melalui kurban ibadah
kita disempurnakan. Semoga para pengunjung dan pembaca selalu menjadi pribadi
yang Tawadhu dan tawakal. Jangan menjadikan ibadah tersebut sebagai perbuatan riya.
Penulis dan anda sekalian tentu berharap sama. Apapun yang kita lakukan. Tentunya,
mencari Ridho Allah SWT.
Semoga kita menjadi pribadi
yang suka berbagi dan terus saling mengingatkan dalam kebaikan
Salam Hormat
Penulis
(IDUL ADHA 1438 H)
Post a Comment for "Memahami Ibadah Kurban Dari Pandangan Orang Awam"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.