Puisi Menjemput Dollar
Menjemput Dollar.
Iseng pada Dinihari : Oleh Halley Kawistoro
Sekali-kali aku ingin tahu
berapa lama yang kau butuh
untuk seperti itu.
Sekali-kali tersenyumlah
jangan cemberut saat kusapa
untuk penjumpaan yang sebentar.
Sekali-kali seperti biasa saja
Aku tidak berharap apa-apa
Jangan cepat curiga, Ya?
Lihat keningmu sudah mulai berkerut
Lihat perutmu hampir mirip badut.
Tunjuk aku. Jangan Menduga-duga.
“ya, aku tahu kau pintar mencari dollar
karena engkau orang pintar.
namun, semakin banyak yang merasa pintar
tidaak butuh lagi dollar, Karena, Ia tak mampu mendapat dollar.”
Mereka pintar tapi tidak butuh dollar.
Mereka pintar merasa paling benar.
Mereka pintar menipu tidak lagi gentar.
Mereka pintar perhatiannya hanya sebentar.
Mereka pintar berbicara, yang arahnya nyasar.
Mereka pintar Tidak butuh dollar
merasa paling, pintar mengatur sekitar.
Semuanya telah tertular, karena diajak berputar-putar
Pada ketidak jelasan Dollar sebagai rajanya mata uang.
Yang pintar menunjuk dollar bicara.
Yang pintar menyuruh dollar bekerja.
Yang pintar menjadi dollar sebagai pahlawannya.
Yang pintar memakai dollar sebagai riasan.
Yang pintar memakai dollar untuk mencari jawaban.
Yang pintar memakai dollar untuk mencari jawaban.
Akan Kuberi tahu. Dekatkan telingamu itu.
Anda, mereka dan Kita. silahkan Tunjuk Aku. Mungkin, Bagian dari itu.
----------
Puisi diatas sebenarnya sekedar luapan rasa iseng saya selaku penulis. Sebenarnya,
puisi bisa salah satu cara melepaskan penat dalam beraktivitas. Melalui puisi
di atas juga. Saya secara pribadi melepas penat dalam berktivitas. Menghilangkan
penat dalam kegiatan be-literasi.
Jika
anda pembaca, memiliki tafsir yang berbeda. Kembalikan kepada pemikiran anda
sendiri. Akan dibawa kemana kata-kata. Makna yang muncul berdasarkan apa yang
kita pikirkan. 01/04/2018-- Bukan Tentang April Mob.
Salam Hormat
Penulis
Post a Comment for "Puisi Menjemput Dollar"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.