Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Rindu Seorang Ayah Kepada Putra-putranya

Puisi Rindu Seorang Ayah Kepada Putra-putranya.

Salam hangat dan hormat

Selamat menikmati puisi saya berikut ini yang merupakan sebuah ungkapan perasaan seorang ayah. Selamat Membaca.

Capture By halleykawistoro.blogspot.com

Rindu Seorang Ayah Kepada Putra-putranya
Oleh : Halley Kawistoro

Aku masih ingat waktu itu.
aku dan kalian putra-putraku.

kita bermain bersama di setiap sudut rumah.
Sesekali kalian berlari menuju ke hadapan ku untuk sebuah hal baru.

Kalian saat itu seperti seorang ilmuwan yang penuh energi
Mengajak ayah untuk berpikir tentang isi dunia.

Jawaban-jawaban ayahmu kalian kembalikan dengan aksi
Jawaban-jawaban ayahmu kalian buktikan dengan dedikasi

Kalian putra-putraku menjadi cermin yang selalu kupandang dan kurindu
Di sela-sela waktu ketika kalian terlelap untuk sebuah masa depan baru.

Aku Masih ingat waktu itu.
Aku dan kalian putra-putraku.

Kita bersama menulis harapan untuk kalian di waktu sekarang
Esok kalian akan pergi untuk menjemput pendidikan di tempat yang membuat kita tidak bisa bersentuhan.

Esok kalian membuat aku rindu.
Esok kalian membuat aku haru
Esok kalian membuat aku bangga

Esok itu aku terus pikirkan dalam air mata yang kupendam dalam
Esok itu aku terus bayangkan dengan khalayalan kegalauan
Esok itu aku hanya bisa berkata aku ini ayah kalian.

Aku ayah kalian cukup itu tak perlu berterima kasih.
Cukup beri aku pelukan dan sentuhan hangat seperti dahulu.
Jangan lupa untuk kembali bertanya kepadaku
Tentang apa yang ingin kalian lakukan
Karena Ayah telah menyiapkan banyak jawaban untuk menjadi bekal
Bagi kalian untuk di masa yang akan datang.

Cukuplah seperti itu kalian tetap seperti yang dulu putra-putraku
Esok beri ayah jawaban atas pertanyaan yang kalian buktikan saat ini.
Selamat menjemput impian
Selamat membawa kenangan
Kembali pulang
Ayah akan setia menunggu kalian di teras depan.---

Ide dari “Mas Wasit Wicaksono” Sebuah ungkapan Rindu seorang ayah untuk putra-putranya.

25 Mei 2018 Menjelang Sahur di Bulan Ramadhan.

Puisi Di atas ungkapan seorang lelaki dewasa yang menjadi seorang ayah. Ayah tersebut memiliki putra-putra saja. Jika anda seorang lelaki dewasa yang merasakan ungkapan perasaan seperti puisi itu atau seorang ibu, atau anda adalah orang tua yang memiliki rindu ketika anak-anaknya menjadi dewasa.

Saat masa beranjak dewasa, seorang anak perlahan-lahan menjadi pribadi yang mandiri dan berkeinginan kuat. Tidak hanya itu, latar belakang ekonomi dan pendidikan juga mempengaruhi perkembangan seorang anak. Ditambah dengan latar belakang ajaran agama dalam mengajarkan kebaikan.

Tanpa sadar anak-anak yang menjadi pribadi yang mandiri dan kuat akan melepaskan diri dari pelukan orang tuanya untuk sebuah kehidupan. Bermula dari pendidikan seorang anak, terutama laki-laki. Dunia pendidikan berupa asrama atau pemondokan bisa menjadi awal mula yang penting bagi perkembangan kemandirian pribadi. Walaupun, tidak menjadi tolak ukur yang baku. Pendidikan seperti itu bisa jadi hal penting seorang anak laki-laki untuk berkembang.

Saat seorang anak lelaki mampu memutuskan kemana langkah kakinya sendiri. Kita sebagai orang tua hanya mengantarkan dan memberi keyakinan bahwa keputusannya adalah yang terbaik. Semoga doa dan kerja keras orang tua menjadi bentuk kasih sayang yang tidak pernah putus kepada anak-anaknya. Seorang Pria dewasa yang menjadi ayah pun akan memilki perasaan kasih yang tumpah ruah ketika putranya menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan sukses dalam kehidupannya kelak.

Semoga Puisi Di atas bisa anda rasakan sebagai bentuk perasaan sebagai orang tua. Jika kita sebagai seorang anak jangan lupakan Orang tua kita.

Hormat Saya

Penulis/Admin
Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Puisi Rindu Seorang Ayah Kepada Putra-putranya"