Naskah Drama Satu Babak Pengamen Kecil Karya Sebrina Ayunani
Salam Hangat Dan Hormat
Berikut ini admin bagikan sebuah naskah drama. Tentang Kehidupan berjudul Pengamen Kecil. selamat berliterasi.
www.halleykawistoro.com |
PENGAMEN
KECIL
Karya: Sebrina Ayunani
DRAMA
INI TERJADI DI SEBUAH RESTORAN SEDERHANA. WAKTU SAAT ITU MENUNJUKKAN PUKUL
11.30 SIANG. SEORANG WANITA PEMILIK RESTORAN SEDANG DUDUK MENGHADAP MEJA KASIR
SAMBIL MEMAINKAN PONSEL. HANYA ADA SEORANG PEMBELI DI SANA, YAITU LAKI-LAKI
PARUH BAYA YANG BERPAKAIAN RAPI. IA DUDUK DI KURSI MEJA BAGIAN TENGAH RUANGAN
SAMBIL MENYANTAP SEPIRING NASI DENGAN LAUK AYAM BAKAR. TAK LAMA KEMUDIAN,
SEORANG PENGAMEN KECIL MASUK SAMBIL MEMBAWA SEBUAH UKULELE.
PENGAMEN
KECIL
“Permisi,
Pak. Numpang ngamen” (mulai memetik gitar dan bernyanyi).
PEMBELI
“Eh,
berisik, suaramu tidak enak didengar. Ganggu orang makan saja. Sana!”
(melanjutkan makan).
PENGAMEN
KECIL
“Tolong,
Pak. Saya lapar, belum makan dari pagi.”
PEMBELI
“Bukan
urusan saya. Sana cari bapak ibumu yang tidak bertanggung jawab karena cuma
bisa membuat kamu terlahir ke dunia tanpa mau mengurusimu. Menambah daftar
panjang manusia yang tidak berguna di negara ini saja. Kalau kamu mau makan, ya
kerja. Jangan bisanya cuma minta-minta. Memangnya saya ini bapakmu. Sudah,
kalau tidak mau saya pukul, enyahlah dari sini!”
PENGAMEN
KECIL
(Beranjak
pergi meninggalkan pembeli dan mendekati pemilik restoran) “Bu, saya haus,
boleh saya minta segelas air putih?”
PEMILIK
RESTORAN
(Mengambilkan
segelas air dan memberikannya kepada pengamen kecil) “Ini, minumlah. Tunggu
sebentar, akan kuambilkan juga sepiring nasi untukmu. Kau bilang tadi kau
lapar, kan?” (mengambilkan sepiring nasi beserta lauknya, memberikannya kepada
pengamen kecil, lalu kembali ke meja kasir dan bermain ponsel).
PENGAMEN
KECIL
(Menerima
segelas air dan sepiring makanan dari pemilik restoran) “Terima kasih banyak,
Bu. Tuhan akan memberikan balasan terbaik untuk orang yang murah hati seperti
Ibu” (mulai makan dengan lahap).
PEMBELI
“Wah,
wah. Kau menyindirku, ya? Tapi ya, masa bodoh. Aku tetap tidak akan memberikan
uangku sepeser pun kepada orang pemalas sepertimu!” (Ia berdiri lalu berjalan
menuju ke toilet, tas yang ia bawa ditinggalkan begitu saja di atas meja).
PENGAMEN
KECIL ITU DIAM SAJA SAMBIL TERUS MELANJUTKAN MAKAN. TIDAK LAMA KEMUDIAN,
PEMBELI ITU KEMBALI DARI TOILET. IA MENUJU MEJANYA, MENGAMBIL TAS, DAN MENUJU
KE KASIR UNTUK MEMBAYAR MAKANANNYA. IA MEMBUKA TASNYA, MENCARI UANG DI
DALAMNYA. NAMUN, TIBA-TIBA WAJAHNYA BERUBAH MENJADI GUSAR.
PEMBELI
“Hah,
kemana uangku. Bukankah tadi kumasukkan ke dalam tas. Ini pasti perbuatan
pengamen kecil itu. (Ia mendekati pengamen kecil yang sedang makan). Hei bocah
pengamen, pasti kau yang telah mencuri uang yang ada di dalam tasku, ya!”
PENGAMEN
KECIL
(Terkejut
mendengar perkataan pembeli) “Tidak, Pak. Saya tidak mencuri uang Bapak. Dari
tadi saya makan di sini, sama sekali tidak mendekati tas Bapak.”
PEMBELI
(Setengah
berteriak) “Ah, sudahlah jangan bohong. Pasti kau yang telah mencurinya waktu
aku sedang ke toilet tadi. Masih kecil sudah berani mencuri, ya. Awas akan
kulaporkan kau ke polisi!” (Pembeli mengambil ponselnya dan menelepon polisi).
PENGAMEN
(Mulai
menangis karena ketakutan) “Ampun, Pak, saya tidak bohong. Saya sama sekali
tidak mencuri uang Bapak. Sumpah Pak. Kalau tidak percaya tanyakan saja sama
ibu pemilik restoran.”
PEMILIK
RESTORAN
(Mendekati
pengamen kecil dan pembeli, mencari tahu sumber keributan yang sedang terjadi)
“Ada apa ini?”
PEMBELI
“Anak
ini sudah mencuri uang di dalam tasku ketika aku pergi ke toilet. Apakah Ibu
melihatnya? Jika ya, tolong jangan tutup-tutupi kesalahannya!”
PEMILIK
RESTORAN
“Tidak,
aku sama sekali tidak melihatnya. Setelah memberinya makan, aku sibuk dengan
ponselku, tidak memperhatikannya lagi.”
PEMBELI
“Sudah
pasti dia pencurinya, karena hanya dia di sini yang membutuhkan uang. Aku sudah
menelepon polisi. Sebentar lagi mereka akan datang menangkap anak ini.”
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN DUA ORANG POLISI DATANG. MEREKA
MENGINTEROGASI PEMBELI, PEMILIK RESTORAN, DAN PENGAMEN KECIL ITU. TIDAK LAMA
KEMUDIAN, MEREKA MEMBAWA PENGAMEN KECIL ITU PERGI DARI RESTORAN. PEMBELI
MENYELESAIKAN URUSANNYA DI RESTORAN ITU, LALU BERANJAK KE LUAR. SAMBIL
BERJALAN, IA MEMASUKKAN PONSELNYA KE DALAM SAKU CELANANYA. TANGANNYA TAK
SENGAJA MENYENTUH LEMBARAN KERTAS DI SAKU CELANANYA. IA MENARIK LEMBARAN ITU
KELUAR. SEKETIKA WAJAHNYA MENJADI PUCAT KETIKA MELIHAT TERNYATA LEMBARAN ITU
ADALAH UANG YANG IA KIRA BERADA DI DALAM TASNYA.
Sekian
Naskah Drama pengamen kecil di atas menceritakan gambaran tentang kehidupan untuk kita pelajari. jangan sampai kita menuduh orang lain atas sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Segala sesuatu bisa dibicarakan secara baik-baik tanpa perlu saling menyakiti satu sama lain.
menjadi pribadi yang baik dalan tindak dan tutur merupakan sebuah pilihan yang harus kita lakoni sebagai seorang manusia. mari kita terus menjadi pribadi yang baik dan tidak menyakiti orang lain.
Catatan: Sebrina Ayunani adalah seorang guru bahasa Indonesia di SMAN 1 ABAB. Provinsi Sumatera selatan. Penggalan naskah drama ini sebagai bentuk Tugas yang dibuatnya.
Bagi yang ingin membagikan karya-karya nya silahkan hubungi admin.
Hormat Saya,
Admin.
Post a Comment for "Naskah Drama Satu Babak Pengamen Kecil Karya Sebrina Ayunani"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.