Manusia Makhluk Pelupa Di Kehidupan Sosial
Salam
Hormat... buat pengunjung dan pembaca.
Di bawah ini
merupakan catatan saya selaku penulis yang pernah di tuangkan dalam media
sosial pribadi dan akan penulis bagikan untuk anda semua tentang sebuah
filosofi kita sebagai manusia.
B U D I....BU DI. ini BUDI. Sebuah nama yang akrab
ditelinga saya ketika mengenyam pendidikan dasar. ternyata kalau diperhatikan
kata budi memiliki arti yang baik = akal. Manusia memiliki akal untuk menjalani
sejenak kehidupannya di dunia.
Akal yang membedakan kita dengan hewan. Kaitan
nya dengan teks judul yang penulis ingin sampaikan adalah bagaimana proses
manusia untuk menggunakan Akalnya. Mansiya, kata yang selalu saya
kenang ketika penulis duduk membaca sepintas sebuah buku agama islam di bangku
menengah pertama...hingga saat ini penulis masih berusaha memahami dengan
sedikit akalnya maksud kata tersebut yang berarti "makhluk pelupa".
iya...itulah manusia...ketika ia lahir...ia lupa kenapa menangis...ketika besar
ia lupa air susu ibunya. ketika ia tua yang ia ingat hanya kematian bukan
perbuatan-perbuatan yang pernah dilakukan. sejenak kita renungkan kembali
rekaman-rekaman memori yang bersemayam dalam otak manusia. semua terekam jelas
dan lengkap bila peristiwa itu bersamaan dengan perasaan ; sedih, senang,
gembira, sakit,marah dan lain sebagainya.
Penulis ingin menyampaikan ada hukum
sebab akibat yang terjadi dikarenakan manusia pada kehidupan sekarang telah
asyik dengan dunia yang mendampingi (perasaan) terkadang akal yang secara
khusus bisa kita gunakan semakin memudar tertutup perasaan yang menggelayuti
manusia. contoh; manusia bisa berbuat kriminal ketika ia dikuasai rasa lapar,
terdesak kebutuhan ekonomi. manusia bisa melupakan eksistensi nya sebagai
makhluk ber-akal ketika ia dicekik oleh segala onak di kehidupannya.
Perkembangan zaman memudahkan orang
bersosialisasi dan melupakan makna sebenarnya interaksi sebagai makhluk sosial. Ia Lupa menghormati orang tuanya dengan hanya 'apa kabar', gimana kabarnya,
anak mu baik-baik padahal ketika ia lahir orang tuanya sekuat tenaga akan
berusaha melindungi anak nya.
Seorang sahabat, bisa berekspresi palsu
karena penggunaan alat sebagai penghubung mampu menunjukkan eksistensinya
sebagai teman yang selalu hadir "jangan bersedih, kamu tidak apa-apa, aku
ada untukmu" berapa kata tersebut muangkin sudah akrab muncul dalam media
komunikasi pertemanan.
Dalam ruang lingkup "CINTA"
sebuah yang dimakna kan sebagai yang diagungkan dalam makhluk
sosial dan penulis yakin setiap manusia menempatkan kata tersebut ditempat yang
tidak ingin diketahui siapapun karena kata tersebut sudah jelas dan ditampakkan
dengan 'niat atau perilaku' manusia itu sendiri. kalaupun ada wujud lain yang
nyata dari perasaan manusia semua bisa dimodifikasi tindakan nya dengan
penggunaan akalnya.
Alangkah baiknya kalau AKAL selalu
dikedepankan dan menjadi dasar pemikiran atas sebuh pertanyaan besar. Untuk apa
manusia dilahirkan?. semoga jawaban yang ditemukan dengan pengguanaan akal
dan kita tdak menjadi makhluk pelupa atas peristiwa kita dalam kehidupan
SOSIAL.
"KITA TIDAK SENDIRI"
Post a Comment for "Manusia Makhluk Pelupa Di Kehidupan Sosial"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.