Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Idul Adha Ungkapan Perasaan

Salam Hangat dan Hormat untuk pengunjung

Hari raya idul adha memiliki nama lain sebagai hari raya Kurban. Umat Islam senderung membuat pemisah dimana para calon haji sibuk untuk berangkat menunaikan ibadah nya dan yang tidak berhaji berusaha untuk berkurban.

Dalam berbagai sumber yang sahih. Ibadah haji dan kurban terangkum dalam sebuah proses untuk mengenang peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim. A.S. yang diminta ketaatan nya dengan cara menyerahkan putra kesayangan nya Nabi Ismail. A.S.

Peristiwa itulah yang mendasari seorang muslim dalam kehidupan nya akan melalui proses dimana pertanggung jawaban atas keimanan bisa dinilai dengan cara kurban. Selanjutnya, untuk melengkapi ibadah nya selain sholat dan puasa. Ibadah haji merupakan ibadah penggenap yang melengkapi dalam kehidupan nya di dunia. Sebagai orang awam sebenarnya ibadah haji dan kurban memiliki syarat yang utama yaitu: Niat = Niat yang dimaksudkan penulis adalah sebelum menjalankan ibadah haji ini. Pelaku harus menyerahkan semua diri nya. Berserah diri kepada Allah SWT bahwa ibadah ini memang proses pembersihan diri, penyucian diri, dan setelah itu. Pengibadah akan mendapat gelar haji yang tidak dimiliki setiap orang karena lemah dalam ekonomi, lemah fisik nya dan lemah kemauan nya. Pesan penting ibadah haji adalah kita menjadi pribadi yang lebih tawakal dan selalu berserah diri dengan kehidupan. Karena, semua yang kita miliki di dunia ini adalah Titipan.

halleykawistoro.blogspot.com

Saya pun menulis Puisi ini di tahun 2011 sebagai bentuk ungkapan terhadap makna Idul Adha. Lebih dan kurang saya mohon maaf. Salah dan janggal mohon diterima dan dimaafkan. Mari membaca Tanda-tanda.

                        bekurban dan dikurban
                                                Oleh: Halley Kawistoro

saat itu ada permintaan,
walau bertentangan mesti ditunaikan.

Merelakan sesuatu dengan cinta kasih
memberikan sesuatu
secara sukarela

bekurban itu bukan karena mampu tapi dimampukan dengan niat utuh.
Dikurban itu mesti rela dengan manfaat yang ikut serta.
Kehidupan selalu berpasangan. Bekurban dan dikurban. Sama saja. Karena kita tak tahu kapan diminta atau pun tidak. Saat datang siap sdia dengan yang ada. Ikhlas dan syukur.

Idul adha(2011)
Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain