Memahami Bersuci Dalam Kehidupan Manusia
Memahami Bersuci Dalam Kehidupan Manusia
Salam hangat dan hormat
Terimakasih orang tua, saudara, teman, dan pembaca semua. Kepada semua yang menjadi pembimbing dan guru saya, ku haturkan Hormat tertinggi.
Salam hangat dan hormat
Oleh
: Halley Kawistoro
Setetes air yang kotor
membentuk sel, lalu menjadi segumpal darah yang terbungkus tulang dan daging.
Sungguh nikmat mana yang tidak kita syukuri. Merupakan bahasa yang diartikan
bila ia muslim dan memamahami makna dari rangkaian kalimat tersebut. Demi masa,
waktu tidak akan pernah berhenti berjalan dan dia akan pergi menjauh dengan
segala yang ditinggalkannya.
Jejak yang tertinggal dari
perjalanan sebuah waktu adalah catatan yang akan terhitung semuanya melalui
perbuatan-perbuatan dari yang paling besar sampai sebutir debu yang terbang
terbawa angin. Seorang laki-laki akan dipertanyakan apa yang ia lakukan sebagai
seorang pemimpin. Seorang wanita akan dipertanyakan apa yang ia lakukan sebagai
seorang makmum. Seorang manusia akan dipertanyakan apa yang ia lakukan sebagai
seorang umat. Seorang makhluk akan dipertanyakan apa yang ia lakukan sebagai
seorang ciptaan.
Siapa yang bertanya dan
kenapa harus dicari jawabannya. Sebelum pertanyaan-pertanyaan yang besar itu
masuk kedalam pikiran anda dan membuat kita bingung. Ada hal kecil berkenaan
tulisan yang penulis buat kali ini. Saya akan mengupas sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Bukhari yang berbunyi :
Dari abu hurairah : Ayna kunta yaa abaa hurayrah ? Subhaanallaah
hi innal mu’minaa laa yanjus.
Yang berarti : dimanakah
engkau wahai abu hurairah ? Maha Suci Allah Sesungguhnya
orang mukmin itu tidak najis.
Perbuatan mukmin yang
tidak najis adalah ketika ia dalam keadaan suci. Setiap perjalanan waktu kita
tak lepas dari najis, hadas besar dan kecil. Keadaan bila kita terhindar dari
itu semua artinya kita Suci atau Bersih. Caranya dengan apa ? Bersucilah.
Bersuci
Keadaan seorang manusia
tak lepas dari hal-hal yang bisa merusak kebersihan ( kesucian ) jiwa dan
raganya. Secara sederhana penulis gambarkan keadaan orang yang terbebas dari
semua kotoran ( najis ) dilakukan dengan bersuci. Kegiatan ini dilakukan dengan
beberapa cara dan istilah yang bisa kita lakukan dan pahami secara umum.
Membersihkan diri dengan menggunakan air yang mengalir, membersihkan tempat-tempat
yang kecil dan berlub*ng. Bisa dikategorikan bersuci secara lahiriah. Biasa
kita kenal dengan “Mandi”. Keadaan negara Indonesia yang memiliki dua musim
dengan intensitas hujan yang tinggi sangat kita syukuri. Kegiatan untuk bersuci
bisa kita lakukan sehari tiga kali atau dua kali.
Selanjutnya bersuci yang
dimaksud oleh hadist diatas adalah kegiatan untuk membersihkan Najis. Penulis
tidak akan mengupasnya secara menyeluruh. Melainkan dengan pandangan kita
sebagai orang yang membaca dan memahami sebuah bahasa atau kajian umum. Najis
diartikan segala sesuatu yang mengotori, membuat kotor, tubuh yang dikotori
oleh hal-hal kotor yang disebut (najis). Najis berasal dari kotoran baik
berasal dari manusia itu sendiri atau yang berasal dari kotoran lain seperti :
air liur atau lidah anjing, darah hewan atau kotoran-kotoran nya makhluk
lainnya yang dikategorikan penyebab
najis.
“Orang Mukmin Itu Tidak
najis” kalimat
ini bisa anda dan penulis pahami sebagai motto agar seorang mukmin mengenali
keadaan dirinya sendiri. Secara lahiriah? Darimana dia? Hendak kemana? Manusia
mengetahui keadaan suci tubuhnya. Maka bersuci tersebut dikaitkan dengan ibadah
sholat. Bersuci untuk menunaikan ibadah sholah merupakan syarat sah nya seorang
mukmin untuk sholat. Kesucian/kebersihan yang dibawa seorang mukmin untuk
ibadah mendapat perhatian penting bahwa manusia adalah makhluk yang kotor dan
harus bersuci untuk bertemu langsung PenciptaNya.
Kehidupan
Manusia Untuk Bersuci
Melanjutkan pembahasan di
atas. Kehidupan manusia sebagai makhluk yang bergerak menjadikan ia berhadapan
dengan hal-hal yang bersifat najis. Penulis mangajak pembaca memahami najis
secara luas yang berarti kotoran yang bersifat batiniah (Hati yang kotor).
Najis yang diasumsikan luas tersebut biasa disebut juga sebagai penyakit hati.
Bersuci secara lahiriah
tidak sama dengan bersuci secara batiniah. Tingkatan rasul dan nabi menjadi
makhluk yang telah disucikan. Para wali yang mendapat gelar kesucian dari
ketaantannya dan imam yang disucikan oleh pemahaman majelis umatnya. Anda dan
saya mungkin hanya sebatas makhluk kotor yang berusaha mensucikan dirinya dari
kekotoran jiwa dan pikiran; (a) Sebagai seorang anak kita bisa saja durhaka dan
melukai orang tua, (b)sebagai teman kita bisa saja berprasangka dan saling
menduga, (c) Sebagai seorang pasangan bisa saja kita menghianati sebuah
perjanjian. (d) Sebagai orang tua bisa saja kita menerakakan anak kita dengan
hal-hal negatif karena pengetahuan yang dangkal. Peran sebagai manusia
memang sebuah tugas yang diemban kita
bersama sejak nafas ini berhembus dan lahir sebagai makhluk yang diberi akal
pikiran. Segala kekotoran yang kita jajaki dari tingkah laku, ucapan bahkan prasangka
buruk. Merupakan kotoran yang bisa diumpamakan sebagai najis.
Adapun tugas manusia dalam
Kehidupannya adalah untuk bersuci dan mensucikan manusia lainnya melalui
syariat dan perintah dari Sang Pembawa pesan Nabi Muhammad S.A.W. Bersucilah
seakan engkau habis waktunya untuk membersihkan segala kotoran-kotoran hati.
Tidak perlu, membicarakan keburukan manusia lainnya dan membenarkan diri
sendiri. Bersuci adalah saat kita bisa menginstrospeksi diri secara menyeluruh,
menyesali dan kembali kepadaNya. Semua khilaf, kesalahan dan
perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan luka kepada makhluk lain juga merupakan
bentuk najis yang tidak tampak.
Penulis hanya mengajak
pembaca untuk mengenal makna bersuci secara luas. Segala kekurangan dan khilaf
adalah bentuk belum bersihnya saya selaku penulis. Semoga kita menjadi manusia
yang selalu ingat pentingnya bersuci dalam kehidupan ini. Tiada kata seindah
doa dan penulis untaikan juataan terima kasih telah membaca tulisan ini. Segala
bentuk yang kita lakukan dan bermanfaat adala sebuah bentuk dimana kita telah
perlahan-lahan mensucikan diri, serta menjadi pribadi yang positif bagi manusia
lainnya. /HK-18/09/2017
Terimakasih orang tua, saudara, teman, dan pembaca semua. Kepada semua yang menjadi pembimbing dan guru saya, ku haturkan Hormat tertinggi.
Hormat saya,
Penulis
Post a Comment for "Memahami Bersuci Dalam Kehidupan Manusia"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.