Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dua Puisi Pribadi Dengan Judul Menjaga Mata Dan Wajah Bulan Me-Merah


Salam Hangat dan Hormat
Berikut ini dua buah puisi saya bagikan lagi ke pembaca sekalian. Selamat Membaca dan Menikmati.

Menjaga Mata
oleh : Halley Kawistoro

Seberkas cahaya yang merasuk di kelopak
memberi bayang bayang waktu esok
hari ini seberapa banyak cahaya yang bisa kalian lihat dan nikmati
lalu senyap perlahan kembali gelap.
Lihat lah dengan Mata mu sayang
berilah gambaran dan lukisan
berilah gumaman lalu pendapat
berilah Prilaku untuk berusaha
berilah Tatap yang berseri karena Cahaya yang kau cari terkadang berlalu.
Mulailah lagi untuk kau jaga dan nikmati ketika Mata diberi.
mulailah lagi karena ketika tertutup mata kita tak bisa lagi menjaga nya.

Aku biarkan Maunya mata berharap ia terjaga dan menghindari Dosa.
Melalui mata memandang dan mengharap suka.

Biarkan rindu ini meluka masa lalu. langit tetap kelam
Berikan rindu ini senyum terdepan. langit berbintang
Bicara kan lah dengan hati untuk kau mengerti ‘bulan’
Wajah itu lagi yang kudapati...kosong tak berarti atau terisi bila telah sepi.

kembali malam dipandang...mencari bulan untuk bintang yang tak bersinar.

Wajah Bulan “Me-Merah”
Oleh: Halley Kawistoro

semakin lama, teramat berulang, dan mengulang kesekian.
wajah itu tak ramah tanpa jawaban, dan suara pun tak ditemukan.
kulihat engkau telah me ‘merah’
apa karena hadirku.?
apa karena pintaku kurang jelas ?
apa karena bahasaku...?
apa karena aku tak memberikan cahaya yang layak untuk mu.
Biarkan rindu ini me ‘merah’
karena saat itu aku tak berwarna, tak perlu engkau menyapa.
karena aku bintang yang masih redup di langit yang kelam.
sampai aku pantas menjadi bintang untuk engkau kenang.

 ‘merah dan muda’ di bulan februari... 16/02/2016.

Dua Buah Puisi diatas merupakan catatan pribadi saya yang saya tulis di media sosial pertemanan.

Puisi pertama yang berjudul menjaga mata merupakan ungkapan saya secara pribadi mengenai salah satu alat indera manusia yang digunakan untuk melihat. Selain itu mata memiliki peran penting untuk menyampaikan sesuatu. Karena melalui mata atau pandangan akan muncul perasaan.

Menjaga mata secara umum memiliki makna segala sesuatu yang di dapatkan melalui pengelihatan harus dijaga. Keburukan yang di dapat oleh mata harus bisa dikurangi oleh pemilik mata untuk tidak membiasakan diri nya dengan apa yang dilihatnya. Secara nyata mata menyampaikan realita kehidupan. Mata juga bisa menyimpan berjuta makna sang pemilik yang hanya bisa dirasakan didalam hatinya saja. Mata tidak bisa berbicara, ia jujur dalam setiap pandangan nya. Apa yang disampaikan oleh mata harus dijaga untuk kebaikan semata.

Gambaran kehidupan juga bisa muncul melalui mata, mata juga bisa menipu. Kita biasa membandingkan kehidupan kita dengan orang lain hanya melalui pandangan mata. Berujar dan berkeluh kesah dengan apa yang dilihat. Melihat rumah mewah, mobil mahal atau kebahagiaan orang lain hanya karena kepemilkan saja.

Mata yang menipu juga sering membuat kita buta terhadap nikmat yang dimiliki kita secara pribadi. Jujurlah dan pahamilah pandangan kita dengan mata yang dimiliki.

Puisi Kedua yang berjudul Wajah Bulan Me-merah. Puisi ini gambaran kerinduan seorang manusia. Bulan menggambarkan seorang kekasih yang dirindukan. Merah bisa berarti kita sedang marah atau sebaliknya kekekasih kita yang sedang marah. Melalui pandangan yang mengarah pada wajah kekasih seperti saat menganggap dirinya sebagai bulan.

Melalui apapun yang bisa disampaikan dengan pasangan kita sampaikanlah dengan kelembutan dan kasih sayang. Jangan memerahkan wajah kita seperti bulan yang ingin dipandang dengan pancaran cahayanya. Bulan juga masih menjadi pilihan diksi untuk mengganti sosok kekasih dalam media penulisan puisi.

Setiap permasalahan yang muncul dengan kekasih atau pasangan kita hanya waktu yang akan menjawabnya. Pembuktian nya adalah menjaga hubungan itu selalu baik dan menyelesaikan masalah dengan lemah lembut. Pembuktian yang sejati adalah kesetiaan baik disaat suka maupun duka.

Memerah nya bulan juga merupakan sebuah keadaan alam yang terjadi sekali waktu. Bila diartikan saat bulan memerah hanya bersifat sementara. Dengan kesabaran dan terus yakin atas setiap perjalanan waktu yankinlah semua masalah yang anda alami dan kekasih akan lenyap dan berubah seperti bulan yang tidak memerah lagi.

Ulasan diatas bersifat pribadi. Bila tidak sesuai keilmuan anda dan ketidaksepahamannya yakinlah sebuah puisi bisa dimaknai dengan berjuta cara. Satu kata yang tertulis dalam puisi mempunyai banyak peristiwa. Kata dalam puisi juga menggambarkan sebuah momen atau keadaan yang begitu berarti bagi pengarang atau penulisnya.

Lepaskanlah rasa dan luapkan lah melalui puisi anda sendiri. Kita menulis puisi di kehidupan kita masing-masing. Dan tidak mempuisikan kehidupan Kita.

Semoga bermanfaat.

Hormat saya,
Penulis
Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Dua Puisi Pribadi Dengan Judul Menjaga Mata Dan Wajah Bulan Me-Merah"