Mengenal Tiga Tokoh Penting Sastrawan Angkatan 45
Mengenal Tiga
Tokoh Penting Sastrawan Angkatan 45
Salam hangat
dan hormat,
Karya sastra
memang tidak lekang di makan waktu. Pengarang karya sastra biasa disebut
sastrawan yang berartik orang yang mencipta. Dalam pelajaran bahasa Indonesia
banyak tokoh sastrawan yang menjadi tokoh penting/sebagai contoh lahirnya
sastrawan baru. Ada pesan penting dalamkegiatan bersastra dalam dunia
Pendidikan Indonesia.
Tokoh tokoh
sastra dianggap memberi andil sebagai identitas, melahirkan karya yang menjadi
rujukan bagi disiplin ilmu yang lainnya. Berdasarkan judul Tulisan Kali ini,
Ada tiga tokoh yang akan saya sampaikan. Semoga bisa menjadi informasi bagi
yang iingin mengenal para tokoh tersebut.
1. Charil
anwar
Tokoh penting pertama yang terkenal pada angkatan 45. Salah satu puisinya
menjadi doa baginya “Aku, Ingin hidup seribu Tahun lagi” dalam puisi AKU. Pria
kelahiran Medan pada tanggal 26 Juli 1922.
Ada tiga karya dari Chairl anwar yang telah menjadi buku, antara lain;
1. Deru
Campur Debu (Kumpulan Puisi yang diterbitkan oleh Penerbit Pembangunan Tahun
1949)
2. Kerikil
Tajam dan yang Terampas dan yang Putus. ( Kumpulan puisi yang diterbitkan oleh
Pustaka Rakyat Tahun 1949).
3. Tiga
Menguak Takdir (Kumpulan Puisi Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, Yang
diterbitkan Balai Pustaka Tahun 1950.
Namun sayang,
Chairil Anwar tidak berumur panjang, Ia berpulang di usia yang masih sangat
muda. Pada umur 27 Tahun tangga 28 April 1949. Saat ini tanggal tersebut
diperingati sebagai BULAN BAHASA. Sebuah penghargaan besar atas kehadirannya di
dunia sastra Indonessia.
2. Asrul Sani
Tokoh ini
merupakan salah satu pelopor angkatan 45, Asrul Sani lahir di Sumatera Barat,
10 juni 1926. Ia merupakan anak kedua. Asrul Sani lahir dari keluarga
terpandang di sumatera barat, Ayahnya seorang raja yang mempunyai gelar Sultan
Marah Sani Syair Alamsyah yang dipertuan Rao Mapat.
Karya Asrul
sani sangat banyak dalam penulisan esai, cerpen, puisi, kritik, terjemahan, dan
menyutradarai pementasan drama. Selain itu, ia juga dikenal sebagai salah satu
tokoh penting dalam dunia seni pertunjukan drama/Teater. Ia juga pernah
menjabat sebagai direktus Akademi Teater Nasional.
Asrul sani
dalam kepenulisan cerita pendek lebih menekankan kepada sindiran kehidupan
masyarakat yang mengalami penderitaan oleh aturan-aturan yang dibuat oleh
mereka sendiri. Salah satu cerpennya berjudul museum.
Salah satu
karya naskah drama yang saya jadikan sebagai bahan untuk pertunjukan mata
kuliah pementasan drama adalah MAHKAMAH. Naskah drama tersebut memiliki kesan
tersendiri dan kami adaptasi menjadi Pengadilan semu. Sebuah karya yang berisi
kritik sosial mengangkat tema kehidupan dan perang batin tokoh utama
berhubungan dengan permasalahan sosial yang muncul di masyarakat.
Asrul Sani
meninggal pada tanggal 11 Januari 2004 di usia 77 Tahun.
3. Pramoedya
Ananta Toer
Tokoh ini
sangat terkenal dan memiliki penggemar setia di setiap karyanya. Pram
panggilannya lahir di Blora tanggal 06 Februari 1925. Ayahnya dikenal sebagai
tokog Institut Boedi Utomo. Karya besar yang sangat dikenal oleh kalangan
pecinta sastra adalah Tetralogi Pulau Buru: Bumi Manusia, Anak semua Bangsa,
Jejak Langkah dan Rumah Kaca, (1980-1988).
Pramoedya
telah menghasilkan kurang lebih 50 karya dan banyak yang telah diterjemahkan
dalam bahasa asing. Selain itu, ada dua karya pramoedya yang telah difilmkan
berjudul Gulat di jakarta dan Midah si Manis Bergigi emas. Pramoedya juga telah
mendapatkan banyak penghargaan atas karya-karyanya dari berbagai negara.
Karya karya
pramoedya dijadikan pro dan kontra mengenai makna yang terkandung. Karyanya
banyak menekankan catatan sejarah dan peristiwa dan itu dianggap sebagai kritik
langsung berkenaan dengan beberapa pihak yang kurang berkenan dengan karyanya
tersebut. Namun, karya sastra tetaplah sebuah tanda budaya yang menjadi ciri sebuah
bangsa.
Pramoedya
mengajarkan bagi penulis muda untuk terus semangat dalam menulis walau apapun
keadaannya. Menulis dengan jujur berdasarkan ide dan apa yang ingin
disampaikan. Pramoedya Ananta Toer seorang tokoh dari Blora yang menghembuskan
nafas terakhirnya pada tanggal 30 April 2006 di usia 81 tahun.
***---------------------***
Selain tiga
tokoh tersebut banyak juga tokoh lainnya yang belum saya tuliskan antara lain;
Sitor Situmorang, Rivai Apin, Idrus, H.B Jassin, N.H Dini, Ramadhan K.H,
Achdiat Karta Mihardja, Iwan Simatupang, Utuy Tatang Sontani, dan Trisno
Juwono.
Tanpa
bermaksud mengkhususkan ketiga tokoh tersebut memang dianggap berpengaruh bagi
sebagian besar kelompok sastrawan muda. Sekilas penamaan istilah Angkatan 45 di
kenalkan oleh Rosihan Anwas dalam Majalah Siasat. Angkatan 45 juga dikenal
sebagai pengarang-pengarang yang muncul pada tahun 1940-an. Salah satu hal
penting kelompok sastrawan Angkatan 45 telah memberikan pembendaharan baru
tentang karya sastra yang mencoba hadir dengan membebaskan karya dari Kaidah
dan aturan-aturan tradisional dalam bersajak.
Semoga
informasi di atas dapat menjadi bermanfaat dan sebagai bahan saya secara
pribadi untuk melatih kemampuan dalam menulis.
Hormat saya,
Penulis.
Post a Comment for "Mengenal Tiga Tokoh Penting Sastrawan Angkatan 45"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.