Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Pendek Berjudul Pemuda Membawa Bara


Salam Hangat Dan Hormat

Berikut ini sebuah cerpen yang saya tulis menggambarkan pemuda yang berprofesi sebagai seorang pemadam kebakaran. Dalam tulisan ini merupakan sebuah karya sastra yang merupakan hasil Imajinasi dan jika ada hal yang kurang berkenan akan di perbaiki di kemudian hari.

Setelah Anda membaca cerpen dibawa ini anda akan merasakan bagaimana rasanya kekecewaan dan putus asa. Kehidupan terus berputar dan berlanjut. Terus semangat dan berjalanlah seperti biasa dengan senyuman dan semangat yang terus terbarukan.
Selamat membaca dan selamat menikmati.

Cerpen Pemuda Membawa Bara oleh: www.halleykawistoro.com


Pemuda Membawa Bara
Oleh: Halley Kawistoro

Musim kemarau melanda. Sebulan ini hujan pun tidak mau turun. Beda jika musim kawin dating. Dukun penolak hujan pun laris dengan orderan. Bila dilihat di Stasiun berita. Sesekali isinya dipenuhi oleh berita tentang kebakaran lahan hutan dan kebakaran pemukiman rawan penduduk. Sudah menjadi hal yang biasa. Jika musim kemarau dating dan kebakaran melanda. Satuan pemadam kebakaran akan lebih bekerja ekstra. Semua siap dengan semua peralatan yang ada. Sirine pun dinyalakan dari mobil Pemadam kebakaran. Helm anti api pun segera dikenakan setiap anggota.

Terdengar suara “Semua siap” ujar Komandan Regu.
Rupanya telah terjadi kebakaran di lahan milik warga setempat. Lahan yang terletak di tepi jalanan tersebut cukup terbuka. Pengguna jalanpun merasakan efek dari asap tebal yang menerpa di hembuskan angin.

“cepat-cepat semua siapkan alat” Teriak komandan regu.
“Siap pak” semua anggota pemadam tersebut menimpali komandan regu sambal mempersiapkan peralatan.

Mobil pemadam mengambil Tempat. Selang diturunkan mendekat api yang sedang berkobar. Untung api tidak begitu besar. Biasanya jarak 10 meter api sudah terasa. Ya lahan yang terbakar hanyalah semak belukar. Api diperkirakan muncul karena pengguna jalan membuang puntung rokok sembarangan. Disertai musim kemarau dan lahan tersebut telah dibuka dan menyisakan reranting kering.

Seorang Pemuda tampil di depan. Ia memegang kepala selang dan pengarah air. Bersama rekannya memegang pengarah air yang memiliki tekanan cukup kuat. Setelah berada pada tempat dengan titik aman. Ia arahkan menuju titik api yang besar. Sedangkan rekan-rekan nya dengan sigap menggunakan apa yang ada. Seperti karung goni yang basah dan lainnya menggunakan peralatan seadanya agar api tidak meluas. Babinsa pun turun ikut membantu ditemani beberapa warga. Maklum, di sebelah lahan tersebut ada perkebunan karet warga. Apabila api sampai kesana maka akan susah dipadamkan.

Angin pun bersahabat. Tak mau berhembus kencang. Perlahan namun pasti Titik api mulai bisa dikendalikan. Ia melembut tersiram air oleh para pemadam. Asap pun muncul menggantikan api yang mulai padam.

Sore menjelang. Api sudah padam. Hangat sisa kebakaran tadi masih terasa di kulit para pemadam kebakaran.

“Kerjamu Bagus” Menepuk Pundak pemuda yang berani tampil di depan tersebut.
“Siap Ndan” jawab pemuda itu sambil tersenyum.

Ada hal lain yang menarik dari sepak terjang tim pemadam kebakaran. Beberapa dari anggota tersebut berstatus Honor Pemerintah daerah setempat.

Namun, bukan berarti mereka tidak professional. Setelah proses pelatihan dan mendapat Pendidikan dasar dari para seniornya. Banyak dari mereka telah cakap dan terampil dalam penanganan kebakaran.

Petugas pemadam kebakaran juga dibilang Tangguh. Mereka memiliki 24 jam dengan pembagian waktu 12 jam perhari. Selain itu jika masuk piket jaga. Mereka harus siap sedia jika ada peristiwa kebakaran.

Suatu bidang pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan memang membutuhkan anak muda yang loyal dan Tangguh sebagai kombinasi jika ada anggota lainnya mengalami permasalahan di luar kedinasan. Biasanya sih berhubungan dengan Rumah tangga bila sudah berkeluarga.

Pemuda Tangguh itu bernama Rendi, mimpinya ingin menjadi bento. Bila disebut Namanya ia akan bersemangat sekali untuk hadir dan berpartisipasi. Terutama, di bidang berhubungan dengan kemanusiaan. Sudah banyak partisipasinya dalam beberapa kegiatan kemanusiaan.

Sebut saja dalam berkomunitas Rendi bersedia dan sering mengumbar kata-kata “Biar kami Yang muda” ujarnya dalam diskusi untuk kegiatan kemanusiaan.

Beberapa kejadian bencana nasional ia turut andil menjadi Korlap atau Koordinator lapangan. Seperti di Tsunami Donggala palu, Bencana Banten dan lampung, Selain itu, Kegiatan kemanusiaan local pun ia turut peran serta dengan mengajak rekan-rekan di tempat ia tinggal dan beberapa komunitas motor, karang taruna untuk turun ke jalan.

Rendi memilih berkomunitas sebagai wujud ia ingin sebuah pembuktian sebuah pemikiran bahwa “Pemuda itu harus kreatif dan peduli” ujarnya bersemangat jika di dalam forum. Apalagi berhubungan dengan kearifan lokal. Ia tahu potensi rekan-rekan satu tongkrongannya untuk dapat di arahkan menjadi lebih baik.

Banyak momen yang telah kami lalui. Rendi semakin menjadi dewasa dengan kemampuannya mengekspresikan diri. Dalam setiap momen diskusi Bersama. Ia selalu tampil dengan kalimat “Beri kami pemuda atau putra daerah untuk tampil di depan” pernyataan itu sering terlontar olehnya dengan tegas dan penuh percaya diri.

Hari ini, Rendi berubah. Biasanya ia adalah seorang pemuda yang riang ceplas-ceplos kini diam. “Aku akan pergi jauh untuk sementara” dalam snap status di WA nya. Kami semua bingung dan segera mencari tahu. Sebab musababnya.

“ada apa dengan Rendi” kalimat itu bermunculan di chat wa komunitas yang kami dipertemukan menjadi sebuah keluarga.

Memang beberapa minggu yang lalu saat kami sedang menggarap parodi untuk konten Youtube. Dia pernah berujar. “bang saya mau di tes Narkoba Bersama dengan rekan-rekan yang lainnya” ceritanya kepada kami.

“Jadi Kenapa” jawabku

“Tenang anak muda” Rekanku menimpali jawabanku tadi.

“Kalau kau bukan pemakai kenapa harus takut” kuperjelas lagi pendapat sebelumnya.

“Aku curiga bang, ini hanya formalitas. Gaji kami saja sudah beberapa bulan tidak dibayar” terang Rendi.

“jalani aja Rendi” ujar rekanku.

Akhirnya dugaan Rendi setelah perbincangan kami berbuah menjadi kenyataan. Setelah seminggu tes urine Narkoba hasilnya muncul. Beberapa orang diberhentikan dari Dinas Pemadam Kebakaran Tersebut. Sebuah komunitas mengajarkan tentang kekeluargaan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Bukan perkara pembelaan terhadap rekan kami Rendi yang giat berkomunitas di luar Jam dinas nya sebagai bagian dari petugas pemadam kebakaran.

Sebagai rekan dan bagian keluarga Rendi seperti dikembalikan tentang masa lalunya yang kelam. Ingin rasanya ia bertindak untuk melanggar hukum dengan berbuat sebaliknya menghakimi sendiri dengan tangannya terhadap penguasa yang dzalim itu.

Aku pun meyakini hal yang sama. Saat ini jika kita melakukan Tes urine, selang beberapa Jam hasilnya bisa diketahui. Sebagai pembuktian kami membawa Rendi ke tempat pemeriksaan lainnya yang resmi untuk melakukan tes Urine. Alhasil, ia NEGATIF tidak terindikasi narkoba.

Sungguh Bejat kami umpat Bersama pemimpin seperti itu yang menggunakan kekuasaanya untuk keputusan yang semena-mena. Apabila ditempuh di jalan hukum kami pun bisa memenjarakan nya dengan pasal pencemaran nama baik dan menuduh tanpa bukti.

Ini juga bukan perkara benar atau salah. Ini tentang masalah cara. Jika kita sebagai pemimpin atau penguasa gunakan Bahasa yang baik-baik untuk melakukan pemberhentian kepada pekerjanya. Jangan menggunakan cara licik dan tak beradab. Sampai memfitnah orang lain.

Selain itu, Orang tua mana yang tidak akan sedih bila anak nya terkait dengan narkoba. Berdasarkan hasil Lab dan tes urine dari yang telah kami lakukan. Penjelasan kami berikan kepada orang tua Rendi untuk dapat menerima.

Pelan namun pasti Orang tua Rendi menerima keadaan yang tidak mereka mengerti. Rendi pun akhirnya menerima dengan BARA yang ia genggam dan akan dikembalikan suatu saat nanti kepada dia orang yang telah melempar Api. Sejatinya siapa yang menyulut api seperti membakar dirinya sendiri. “biarlah bara ini kugenggam dan sebagai penyemangat untuk terus berbuat” pikir Rendi

Sambal melempar senyumnya memendam masalah. Sedangkan mimpinya masih Panjang untuk direalisasikan. Sebagai Tanda ia tidak terbakar. Sebagai tanda seorang jiwa petugas pemadam kebakaran. Untuk terus berkarya sambil menggenggam dan membawa Bara yang ia simpan sendiri.

SEKIAN

Semoga Bermanfaat dan anda yang membacanya terhibur.

Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Cerita Pendek Berjudul Pemuda Membawa Bara"