Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Desember Yang Pergi Sebagai Ucapan Selamat Jalan

Puisi Desember Yang Pergi Sebagai Ucapan Selamat Jalan

Salam Hangat dan Hormat

Waktu tidak pernah berhenti untuk menunggu kita yang tertinggal di belakang. Kehidupan akan punya cerita selanjutnya. Bergenerasi atau mati bisa menjadi pilihan. Hubungan kita sebagai manusia dengan manusia lainnya seperti sebuah jodoh. Ada pertemuan ada juga perpisahan. Hemmmm Begitulh Kehidupan ini.

Apapun Rasa kehidupan? Manis, Pahit, asin,asam Ataupun mejadi Hambar. Itu semua karena sebuah keputusan kita menerima atas apa yang telah terjadi. Adanya pembiaran yang dilandasi keraguan atau apapun itu adalah sebuah rahasia yang kita simpan dan kubur dengan berjalannya waktu terhadap orang yang kita percayai dan sayangi. Siapapun Itu.

Puisi berikut tentang rasa yang digambarkan dengan bulan desember yang akan membuka jawaban atau mengucap selamat jalan. Selamat membaca dan berliterasi.

Puisi Desember Yang Pergi Oleh www.halleykawistoro.com


Desember Yang Pergi
Oleh: Halley Kawistoro

Jika waktu bisa diputar.
Desember Tak akan datang Bersama derasnya Hujan yang turun
Riang setelah kemarau berubah menjadi angan-angan
sedangkan aku tak bisa menggenggam tanganmu untuk kembali
dengan sebuah akhir diam di bilik-bilik kesombongan dan kecurigaan.

Jika kita seperti dulu
aku yang seperti gemuruh dan engkau sebagai pelangi.
Mungkin hujan segera berhenti dan pohon besar itu tumbuh dan segera berbuah
bisa dinikmati siapa saja yang datang dan suka
sedangkan kita bisa pulang kerumah dengan senyum bahagia yang sama.

Jika hari itu akan datang
ku tetap akan bertahan sampai diri kita tumbang
tanpa perlu menunjuk dengan wajah garang
kalau aku yang harus jadi pecundang
kubiarkan kau memilih untuk jadi pemenang.

Kuterima ucapan selamat jalan
atas sebuah kesalahan yang tak kuinginkan
sedikitpun tak pernah kuharapkan
engkau pun sama tidak juga terpikirkan
kalau saat ini waktu terus berjalan
pada langkah-langkah yang berlalu menuju masa depan.

Kalau saja kau diam dan merangkul aku untuk Pulang
seperti mimpi kita yang masih dalam angan dan terus terngiang
mungkin kita masih dalam satu Ruang
membahas sebuah perjuangan yang terus kita susun dan terancang.

Jika engkau adalah desember yang punya kuasa
aku terima disana ada yang terbuang menjadi sisa-sisa
bercerita tentang kenangan yang meluka
kita pun duduk bersama menganggap biasa.
sedangkan semua harus kembali seperti semua dengan keadaan yang Tidak Sama.

Pergi dan melangkahlah Desember dengan air hujan atau berpaling dengan Gurau
Sampai pada sebuah keadaan dalam sebuah tekanan keterpaksaan
Tanpa menyebut siapapun jadi pahlawan
jika ada yang terbuang dan kita hanya diam tanpa perjuangan
dengan dalil sebuah kebenaran
sedangkan hati kita diam tanpa kata-kata dan ucapan dalam lingkaran dengan rasa kebersamaan
mengucap selamat jalan.

05/12/2019...Terus berkarya adalah Pilihan.

Demikianlah puisi di atas tentang bulan desember yang punya kisah dan punya cerita. Semangat buat kita semua. baik buruk terkadang tidak sesuai realita. seperti itulah kehidupan yang harus terus berjalan ke masa depan.

Selamat Berjuang. Sampai jumpa di lain waktu dan kesempatan.

Hormat Saya,


Admin.



Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Puisi Desember Yang Pergi Sebagai Ucapan Selamat Jalan"