Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 Enam Profil Karakter Siswa Indonesia Sebagai Tujuan Program Organisasi Penggerak Sebagai Pendapat Praktisi Pendidikan

6 Enam Profil Karakter Siswa Indonesia Sebagai Tujuan Program Organisasi Penggerak Sebagai Pendapat Praktisi Pendidikan.

Salam Hangat Dan Hormat

Dunia Pendidikan Terus Bergerak. Merdeka dan Berinovasi membentuk sebuah Pola baru yang diharapkan membawa dampak dan Perubahan. Walau Banyak cibiran yang sering muncul dan stigma yang negatif. Tepatnya pada Selasa 10 Maret 2020 Telah diluncurkan Edisi Merdeka Belajar Paket 4 oleh Mas Menteri Nadiem Makarim bernama Program Organisasi Penggerak.

Berikut Kutipan Informasi Tentang POP dari Laman Kemdikbud:

Organisasi Penggerak diharapkan menjadi salah satu elemen penting terciptanya Sekolah Penggerak, tempat menuangkan seluruh konsep Merdeka Belajar. Kemendikbud berkomitmen akan menciptakan Sekolah Penggerak dengan berbagai macam metode yang sesuai dengan kondisi masyarakat namun tetap menjunjung toleransi atas keberagaman.

Dalam pidatonya, Mendikbud membuka kesempatan kepada berbagai pihak baik  kementerian, swasta dan lembaga lainnya untuk mendukung program organisasi-organisasi supaya dapat bergerak lebih cepat, lebih kontinu, dan lebih berdampak positif. “Ke depannya mereka akan mendapatkan dana juga dari bermacam-macam instansi bukan hanya dari pemerintah sehingga dari sisi suistanibility, pendanaan, ini akan jauh lebih efektif. Programnya akan terus berjalan meskipun menteri berganti. Inilah jawaban kami, (mengapa) penting punya organisasi penggerak,” jelas Mendikbud Nadiem.

Praktisi Pendidikan Itje Chodijah mendukung terbitnya kebijakan ini. Menurutnya, potensi masyarakat yang besar akan menjadi sumber pengembangan bagi kepala sekolah dan guru di lapangan. POP menjadi peluang bagi semua pihak bergerak bersama termasuk pemda dan kementerian terkait seperti Kementerian Transmigrasi dan Desa Tertinggal yang memiliki dana dan bisa menjadi kekuatan untuk menyegerakan peningkatan akses dan kualitas pendidikan.

“Seharusnya organisasi menyambut baik (POP) karena tujuannya membantu guru menyukseskan belajar mengajarnya merujuk pada kurikulum pendidikan. Dengan langkah ini, pemerintah telah memberi kemudahan organisasi untuk bekerja sama dengan sekolah,” tuturnya.

Itje berpendapat, keberlangsungan program sangat bergantung pada kemampuan organisasi penggerak untuk menyediakan pelatihan atau kegiatan yang membuat para guru lebih berdaya guna. Bagaimana agar selama rentang waktu tertentu, organisasi tersebut dapat berkontribusi mencetak guru sebagai agent of change.

Dengan begitu, ada tidaknya program ini nantinya, Indonesia tetap memiliki guru yang mandiri dan bisa menularkan energi positifnya bagi sekolah dalam mencetak generasi unggul masa depan. “Hasil dari program ini yang paling penting ada tiga hal yaitu memberdayakan guru, memandirikan guru, dan memampukan mereka untuk berbagi,” kata Itje.

Itje menambahkan, tujuan dari POP adalah perbaikan kualitas siswa dan pendidikan yang sejatinya dapat menciptakan  profil siswa Indonesia yang berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, bernalar kritis, mandiri, dan berkebhinekaan global. “Semua program pendidikan itu endingnya adalah siswa,” pungkas Itje.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano mengingatkan kembali agar organisasi masyarakat memperhatikan lini masa dan segera mengajukan proposal sebelum batas waktu yang ditentukan. Ia mengatakan, hanya organisasi yang terdaftar dan lolos seleksi yang dapat mengikuti proram ini. “Poinnya adalah organisasi, siapapun boleh masuk seandainya ia bisa bergerak melalui kolaborasi. Kita bisa mengontrol organisasi yang teregistrasi. Jika di daerah punya penggiat, dia mesti terdaftar di Kemendikbud.  Seandainya dia punya organisasi yang kecil, dia bisa bergabung dan berkolaborasi tapi satuannya organisasi,” jelasnya.

Berdasarkan Kutipan Tersebut. Menurut Itje salah seorang Praktisi pendidikan. Ada Enam Profil Karakter Siswa sebagai Muara hasil dari kegiatan POP tersebut.



Berikut Kita deskripsikan bersama:

1. Siswa Berakhlak Mulia

Melalui Gerakan Merdeka Belajar dan Program Organisasi Penggerak Menanamkan kepada Peserta didik dan Siswa apa itu Berakhlak Mulia.Artinya Seorang Peserta didik Atau Siswa akan selalu memiliki perilaku dan Tingkah Laku Sesuai keyakinan untuk berbuat baik dengan sesama manusia dan makhluk Hidup. Selain itu banyak ahli bidang akhlak meyakini Peserta didik maupun siswa yang berkahlak mulia akan menjadikan sebuah kebiasaan yang melekat pada dirinya sendiri dan akan terus berbuat baik dalam kesehariaannya.

2. Siswa Kreatif
Kata kreatif secara etimologi berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti membuat atau menciptakan. Dengan demikian, kreatif dapat dimaknai menciptakan suatu ide atau konsep dalam memecahkan suatu permasalahan.

Sedangkan menurut KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘kreatif’ memiliki arti dan pengertian seseorang memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sementara itu “kreativitas” berarti kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.

Kreativitas merupakan naluri yang sudah dimiliki manusia sejak lahir. Akan tetapi, kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya. Rangsangan dari lingkungan akan sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kreativitas.

Artinya Siswa Kreatif adalah sebuah tujuan dimana Peserta didik dan Siswa mampu menjadi Insan yang bersaing dan berkarya sesuai dengan kemampuannya dan mencipta sesuatu yang berguna dan bisa dimanfaatkan lainnya.

3. Siswa Gotong Royong
Gotong Royong merupakan gabungan dua kata yaitu Gotong artinya bekerja dan Royong yang berarti Bersama Sama. Dengan kata Lain Gotong Royong memiliki arti bekerja bersama-sama. Peserta didik dan Siswa nantinya diharapkan menjadi pribadi yang tidak lagi memandang kelompok. Melainkan dirina sebagai sosok berintegritas yang siap bersama-sama belajar dan bekerja dengan siapapun tanpa memamdang SARA.

4. Siswa Bernalar Kritis
Bernalar yang dimaknai dengan Berpikir Logis sebagai tujuan akhir kepada peserta didik dan siswa di Indonesia sebagai manusia yang bisa menganalisis segala sesuatu dengan Logis dan runtut. Setiap permasalahan yang dihadapi mampu diselesaikan dengan Kelogisan Nalar dan Proses berpikir yang kreatif.

5. Siswa Mandiri
Era Digital saat ini juga membuat peserta didik dan siswa menjadi Mandiri. Artinya peserta didik dan siswa mampu memutuskan segala sesuatu sendiri. memiliki percaya diri yang Tinggi serta tahu dan bertanggung jawab dengan keputusan yang di ambilnya.

6. Siswa Berkebhinekaan Global
Sebagai pamungkas tujuan akhir capaian dari program organisasi penggerak nantinya adalah Peserta didik dan Siswa Indonesia nantinya adalah sebagai sosok pribadi yang mencintai Negerinya menjaga persatuan dan kesatuan. Memahami perbedaan serta ituk menjaga Tatanan dunia. Sebuah Cita cita yang kita semua harus dukung dan Galakkan bersama.

Semoga apa yang anda baca bermanfaat. Untuk anda sebagai seorang Pendidik/Guru mari kita sukseskan setiap program Pemerintah terutama dalam dunia pendidikan sesuai dengan profesi yang kita emban. Terima Kasih Telah Berkunjung kembali.

Jayalah Pendidikan Indonesia

Hormat Saya

Admin.



Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "6 Enam Profil Karakter Siswa Indonesia Sebagai Tujuan Program Organisasi Penggerak Sebagai Pendapat Praktisi Pendidikan"