Kisah Fabel Semut Kecil Dan Raja Gajah
Semut Kecil Dan Raja Gajah
Oleh : Halley Kawistoro
Mentari mulai bersinar menyinari
sela-sela dedaunan di hutan yang masih asri dan terjaga. Belantara hutan tropis
menyimpan cerita yang beragam. Pagi itu di sebuah gundukan tanah kumpulan semut
pekerja menyiapkan perbekalan karena akan hadirnya musim penghujan. Iklim hutan
tropis yang memilki dua cuaca musim kemarau dan penghujan menjadikan makhluk
yang hidup di tanah bersiap-siap mengantisipasi datangnya musim penghujan.
Gundukan yang berisi satu koloni semut
merah selalu menyiapkan persiapan merapikan sarang dan mengumpulkan makanan
mencegah terjadinya kerusakan dan bencana kelaparan saat musim penghujan tiba.
Diantara koloni itu ada seekor semut merah kecil yang selalu bermalasan. Dudut
namanya, setiap hari dia tidak memperdulikan rekan-rekan semut pekerja yang
mengumpulkan dedaunan ataupun bijji-bijian sebagai bekal. Memang dudut merupakan
anakan dari semut prajurit dia bukan jenis dari semut pekerja. Sebuah koloni
semut terbagi dari beberapa kelompok. Ada semut pekerja, semut penjaga, semut
prajurit dan semut ratu sebagai pemimpin tertinggi.
“dudut kalau kau tidak seperti rekan
lainnya maka kau akan kami usir” ujar salah satu semut pekerja.
“hei aku bukan dari kelompok kalian,
aku adalah semut prajurit” jawab dudut lantang.
kelompok semut pekerja berhenti dan
tertawa mendengar ucapan dudut.
“apa kamu bercanda dudut, kamu kan
gagal masuk kelompok semut prajurit. Lihat ukuranmu yang tak layak” ucap salah
satu semut pekerja.
Semut pekerja sambil tertawa
melanjutkan pekerjaan nya untuk menyiapkan sarang. Dudut pun bersedih. Memang
sepeninggal ayahnya dudut menjadi semut yang tidak diperdulikan kelompoknya.
Rasa malas yang muncul disebabkan oleh kesedihan mengenang ayahnya yang mati
terseret air hujan saat terjadinya musim penghujan.
Dudut pun bercita-cita menjadi seekor
semut prajurit yang disegani. Beberapa kali ia mendaftarkan diri untuk menjadi
semut prajurit selalu ditolak. Alasan sederhana yang sering muncul dikarenakan
ukuran nya yang tidak layak dari semut prajurit kebanyakan. Tubuhnya kecil dan
salah satu antenanya tak sama.
Dudut bersedih dikarenakan seringnya
mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari koloninya. Untuk menghilangkan
kesedihannya, dudut pergi menjauh dari sarangnya dan memanjat di sebuah pohon
besar lalu bersantai disana melepas kesedihannya.
Saat dudut si semut kecil itu asik
bersantai, sekelompok gajah dipimpin satu gajah besar yang memliki gading
panjang menghampiri pohon besar yang didiami dudut. Tanah sekitar bergetar
hembusan belalai para gajah nyaring terdengar. Suara para gajah pun menakutkan
bagi koloni semut yang tempatnya tidak terlalu jauh.
Gajah besar itu pun berkata “ Kita
istirahat disini”.
Mereka pun beristirahat dengan tenang
di bawah pohon besar tersebut. Duduk terpukau dan berandai-andai kalau saja
tubuhnya sebesar itu. Selang beberapa waktu saat dudut hendak kembali ke koloni
nya. Kumpulan gajah yang beristirahat itu pun bangkit dari tanah. Gajah besar
itu pun bangkit. Lalu menandukan gadingnya ke pohon besar tersebut. Dudut pun
terjatuh dari pohon ke atas kepala gajah tersebut. Gajah itu terus
menggoyang-goyangkan kepalanya. Dudut pun ketakutan dan berlari menuju ke
sebuah lubang untuk mengamankan dirinya. Ternyata lubang itu adalah telinga si
gajah besar. Dudut terus masuk kedalam telinga gajah besar itu. Karena ketakutan
dudut pun menggigit sesuatu di bagian dalam si gajah.
“arghhh, sakit si gajah menjatuhkan
dirinya ke tanah” teriak gajah besar
“ ada apa raja... apa yang terjadi”
tanya gajah lain.
Gajah lainnya keheranan karena rajanya
yang terkenal sangat kuat di hutan itu memang tak terkalahkan. Kelompok gajah
lainpun ketakutan jikalau kelompok ini lewat. Harimau pun segan untuk menyerang
kelompok ini karena ketangguhan raja gajah.
Sungguh raja gajah ini makhluk terkuat
di hutan itu.
“ ampun sakit, jangan gigit aku” eluh
raja gajah
Suara kecil di dalam kepala gajah pun
hanya terdengar oleh sang raja.
“Makanya jangan sembarangan
menggoyangkan tubuh. Karenamu aku terjatuh” sahut dudut di dalam telinga raja
gajah.
“tolong kau keluar makhluk
kecil...keluar dari telingaku. Aku akan menuruti perintahmu” pinta raja gajah.
“tidak aku tidak akan keluar. Kalau
aku keluar kau pasti akan menghancurkan ku dengan tubuhmu yang besar.” Jawab
dudut.
“aku adalah raja. Aku akan menepati
janjiku. Aku berjanji di depan para kumpulanku”
Raja gajah pun berjanji di hadapan
para gajah lainnya.
Dudut si semut kecil itu pun keluar
dari telinga dan berlari ke arah belalai gajah.
“aku minta kau menjadi sahabat ku dan
setiap dua hari sekali kau harus beristirahat di pohon besar ini” pinta dudut
dan raja gajah pun menyanggupinya.
Tidak hanya itu dudut pun meminta
beberapa persyaratan diantaranya jangan menghancurkan koloni nya jika melewati
sarang si dudut.
Mereka pun menjadi seorang sahabat.
Dudut seringkali melepaskan kesedihan nya dengan bercerita pada raja gajah.
Setelah raja gajah tahu bahwa si dudut
sering mendapat perlakuan yang tidak baik dari kelompoknya. Raja gajah pun
berkata
“hai semut kecil, apakah aku mesti
menemui pimpinanmu dan mangatakan bahwa aku temanmu”
“tidak perlu temanku” jawab dudut.
Hari pun berlalu sekembalinya dudut ke
koloni. Dia kembali di ejek lagi oleh kelompok koloni nya.
“dudut kau semut yang tak berguna
kerja mu hanya menyusahkan kami. Kau pulang hanya untuk makan dan berteduh kau
tidak punya kemampuan apapun. Lebih baik kau pergi dari koloni ini.” Teriak
semut lain yang melihat kepulangan dudut.
Tak hanya itu dudut pun dipanggil oleh
ratu semut. Dudut pun menerima panggilan sang ratu.
“yang mulia ratu. Apa gerangan kau
memanggilku” tanya dudut
“aku mendengar kau adalah semut
pemalas. Walaupun kamu adalah semut prajurit. Maka kau harusnya berjaga. Tapi
ukuran mu tak layak jadi prajurit. Maka kau harusnya menjadi semut pekerja”
ujar sang ratu
“yang mulia ratu. Aku memang kecil.
Namun aku selalu membantu bekerja satu hari. Dan satu harinya aku pergi ke
perbatasan untuk menjaga wilayah kita”. Jawab si dudut.
Ratu pun tidak menerima penjelasan
dudut dan saat itu juga ia diusir dari koloni. Dudut pun menerima kenyataan
pahit bahwa ia telah di usir koloninya.
Dudut pun pergi dan tinggal di pohon besar
tempat biasa ia melepas kesedihan.
Suatu ketika ia melihat dua ekor
tringgiling melewati pohon tempat ia tinggal. Si dudut berpikir dan teringat
koloninya. Pikirnya dua ekor tringgiling itu pasti akan memporak-porandakan
koloninya.
Dudut pun tak bisa berbuat apa-apa. Namun,
hari itu juga merupakan hari dimana ia bisa berjumpa dengan raja gajah. Ia pun
menceritakan tentang koloninya.
“kenapa aku harus membantu kolonimu.
Kau saja telah di usir. Dudut kini kau bukan bagian dari mereka.” Ujar raja
gajah setelah mendengar penjelasan dudut.
“kau kan telah berjanji” pinta dudut
kepada raja gajah.
Raja gajah pun tersenyum.
“lihat saudara-saudaraku. Semut kecil
ini pun hendak membantu saudara-saudaranya yang ditimpa kesusahan. Sebagai
temannya aku akan membantunya. Apakah kalian setuju” teriak raja gajah pada
kelompoknya.
Kelompok gajah itu pun setuju. mereka
bergegas pergi ke sarang koloni dudut. Saat mereka tiba sarang koloni itu sudah
mulai di hancurkan. Koloni dudut berhamburan keluar.
“ bencana apa ini... setelah
trenggiling malah kawanan gajah yang akan menghancurkan kita.” Teriak semut.
Salah satu tringgiling pun berkata.
“hancurlah kalian”
Namun tiba-tiba. Raja gajah menendang
tringgiling itu. Lalu menggelinding lah salah satu tringgiling jauh. Melihat
temannya ditendang gajah. Teringgiling satunya lari ketakutan. Koloni semut pun
heran melihat kejadian itu. mereka masih ketakutan melihat kumpulan gajah yang
besar-besar.
“ jangan takut kalian para semut. Kami
kesini atas permintaan salah satu dari kalian” teriak gajah.
Para semut koloni memperhatikan ada
dudut di kepala gajah yang paling besar. Semua semut lainnya heran? Bagaimana
dudut bisa berteman dengan gajah yang besar itu. sejak kejadian itu para semut
lain menghormati dudut. Dudut diterima kembali dan ditugaskan menjadi penjaga
perbatasan. Atas jasanya dudut hendak dihadiahi menjadi panglima prajurit.
Namun dudut menolak dan dia menikmati tugasnya sebagai penjaga perbatasan.
Sekian
Kisah
di atas membawa pesan kepada kita jangan sampai kita mengecilkan orang lain di
sekitar kita. Bisa saja orang yang kecil di mata kita menjadi penolong di lain
waktu. Semoga kisah diatas bisa menginspirasi teman-teman pembaca dan digunakan
sebagai pengantar cerita bagi buah hati dan peserta didiknya..
Hormat
Saya,
Penulis
Post a Comment for "Kisah Fabel Semut Kecil Dan Raja Gajah"
Berkomentarlah Sesuai dengan Artikel di atas. Jangan berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, dan Pornografi.