Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makna Kesesatan Bahasa Pengguna Media Sosial, Serta 4 Kesesatan Bahasa Yang perlu diketahui

Makna Kesesatan Bahasa Pengguna Media Sosial 

Salah satu bentuk dari turunan kesesatan berfikir menghasilkan kesesatan bahasa. Kesesatan berfikir yang membuat seseorang melakukan penyalahgunaan terhadap penggunaan bahasa di sebut sebagai sebagai kesesatan Bahasa. 

Salah satunya disebabkan oleh pemilihan Premis yang tidak tepat sehingga tidak ditemukan dan kesulitan dalam menemukan tujuan dan kesimpulan dari makna bahasa itu sendiri.

Premis yang memiliki makna Asumsi/dasar pemikiran atau Alasan sebagai landasas dari sebuah kesimpulan yang dapat anda baca dari KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia. 

Pengguna media sosial di Indonesia berkembang pesat dengan semakin luasnya jangkauan internet di seluruh wilayah Indonesia. Youtube, Whatsapp, Facebook, Instagram dan Twitter merajai pengguna media sosial di Indonesia sampai saat ini awal tahun 2021. Penggunaan Bahasa menjadi penting bagi banyak konten kreator dalam membagikan karyanya di Jejaring Media sosial tersebut.

Selain itu, Netizen atau Warga Dunia maya punya andil sendiri bagi kreator karya favorit nya. Sesekali ketika sebuah Informasi atau peristiwa terjadi banyak pengguna media sosial mulai aktif menyikapi peristiwa yang terjadi. 

Jika Kita melihat aktivitas Komentar yang hadir dalam sebuah interaksi media sosial akan muncul beragam Kesesatan Bahasa sebagai penghias beranda kolom komentar di Media sosial yang lagi Hit tersebut.

Setelah memahami Kesesatan bahasa sebagai kesesatan berfikir yang secara singkat dimaknai dalam penggunaan Premis yang tidak sesuai atau sengaja menggunakan premis yang tidak bisa dijadikan dasar atau alasan.



Ada 4 Empat Jenis Kesesatan Bahasa 


1. Kesesatan Aksentuasi


Pengucapan atau Pelafalan terhadap kata-kata tertentu perlu di waspadai karena ada suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. Karena itu kurangnya perhatian terhadap tekanan ucapan dapat menimbulkan perbedaan arti sehingga penalaran mengalami kesesatan.

Secara mudahnya pengaruh pengucapan dapat mempengaruhi seperti Huruf "E" dalam kata Bebek (untuk hewan) Bebek (untuk makanan rujak bebek). 

Secara umum seperti kata "Tahu" untuk Makanan atau Mengetahui. "Apel" untuk Buah atau Kegiatan Upacara

Selanjutnya Kesesatan Aksentuasi Non Verbal yang bisa di jumpai dalam Kalimat Iklan atau judul sebuah Informasi/Berita.

Contoh:

"Beli Mobil Baru Tahun Ini Pajak 0 Persen"

Kalimat di atas menjadi sebuah informasi yang sempat viral di kalangan masyarakat. Banyak berasumsi bahwasanya efek dari kalimat itu artinya Harga Mobil menjadi Murah / Turun Harga? Ternyata Tidak.

Ada juga Ungkapan dalam komentar Media sosial bisa dimaknai beragam.

" /Apa/ Maksudmu"

Kata Apa tersebut jika diucapkan dengan keadaan Marah, Keadaan Bertanya. Bisa menghasilkan Kesimpulan yang Berbeda.

2. Kesesatan Ekuivokasi

Kesesatan Ekuivokasi ini terjadi jika ada satu Kata yang sama ternyata punya banyak arti. Sehingga menyebabkan kesesatan Penalaran dalam memaknai bahasa yang muncul.

Keluasan jejaring media sosial pun mempertemukan beragam pengguna dari beragam daerah ketika ada kata "GALAK" bisa punya makna yang berbeda dalam penggunaan dan bisa menjadi kesesatan Aksentuasi.

Contoh

Dia Galak Sama Aku = Bahasa palembang Galak punya arti mau

Dia Galak Sama Aku + Secara Umum Bahasa Indonesia Galak Punya arti Marah

Contoh di atas masuk pada ranah Kesesatan Ekuivokasi Verbal.

Selanjutnya ada Juga Kesesatan Ekuivokasi Non Verbal

Contohnya:

Minuman Beralkohol dilarang beredar bebas di Indonesia. Minuman Beralkohol menjadi minuman Khas/Tradisional Daerah tertentu.

Jadi akan ada kesesatan bahasa yang muncul jika mengungkapkan pelarangan Minuman beralkohol di daerah teretentu.

3. Kesesatan Amfiboli

Kesesatan ini terjadi bila konstruksi suatu kalimat sedemikian rupa, sehingga artinya menjadi bercabang. Sebuah pernyataan bersifat amfiobi, jika artinya menjadi tidak jelas karena letak sebuah kata atau term tertentu dalam konteks kalimatnya. Akibatnya, timbul lebih satu penafsiran mengenai maknanya di mana hanya salah satunya saja yang benar, sedangkan yang lain pasti salah.

Contoh:

Orang Suku "....." Keras Saat Adu Mulut.

punya makna

Orang Suku "....." Keras suka ribut sampai adu mulut

Orang Suku"......" Keras Saat berbeda pendapat

Penulisan Yang Benar

Orang Suku "......" Suaranya besar, Saat berdebat = Kata Keras dan adu mulut. Bentuk lain dari Besar dan  Debat atau berbeda pendapat.

Contoh Lainnya: "Ular Makan Tikus Mati" atau "NKRI HARGA MATI" Jika tidak sesuai memaknai nya maka akan terjadi Kesesatan Amfiboli.


4. Kesesatan Metaforis

Kesesatan Metaforis berasal dari Kata yang arti kiasan dan arti sebenarnya terdapat suatu hubungan yang bersifat analog. 

Artinya terdapat unsur persamaan dan sekaligus perbedaan di antara kedua arti itu. Tetapi, bila dalam suatu penalaran arti kiasan disamakan dengan arti sebenarnya, maka akan timbullah kesesatan metaforis. 

Mencampur adukan arti sebenarnya dan arti kiasan dari suatu kata atau ungkapan ini sering kali disengaja seperti yang terjadi dalam dunia lawak. Kesesatan metaforis ini dikenal pula dengan nama kesesatan karena analogi palsu.

Contoh 1

Cowok: Sudah punya pacar dek

Cewek: Sudah Kak

Cowok: Sebelum Janur Kuning Melengkung Masih Milik bersama.

Contoh 2

" Hei Kamu Yang Muka dua Pinjamin Satu Sama Yang lagi Cari Muka"

Kalimat di atas adalah lelucon dari Kesesatan Metaforis Ungkapan Orang Yang  Muka dalam arti sebenarnya adalah Wajah, Di gambarkan wajah orang bisa lebih dari satu Atau Dua Muka.

Semoga setelah membaca ulasan sederhana di atas yang saya dapat dari Bacaan di Wikipedia dan Sumber dari Buku "LOGIKA" serta pencarian lainnya di Googgle. 

Anda semua memahami Tentang Kesesatan Bahasa Pengguna Media Sosial yang disengaja maupun tidak disengaja. Menjadi Pribadi Yang positif  Thingking dengan terus literasi dan memaknai bahasa sebagai sebuah alat Komunikasi yang menyatukan Hati.

Semoga Bermanfaat

Sampai jumpa di Ulasan Lainnya.

Admin





Halley Kawistoro
Halley Kawistoro Seorang Tenaga Pengajar di Sekolah Menengah Pertama yang ingin menyalurkan kemampuan di bidang Menulis dan bermanfaat Bagi Orang Lain

Post a Comment for "Makna Kesesatan Bahasa Pengguna Media Sosial, Serta 4 Kesesatan Bahasa Yang perlu diketahui"